Madrasah Istiqlal Jakarta mengadakan seminar khusus bagi orangtua siswa baru di satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Istiqlal Jakarta dengan tema “Kiat Mendampingi Generasi Z dalam Menyongsong Masa Depan” di Madrasah Istiqlal Jakarta pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Narasumber langsung disampaikan oleh Ustaz Bendri Jaisyurrahman dengan topik yang sangat relevan dan penting dalam konteks pendidikan dan pembinaan anak-anak Generasi Z.
Generasi Z merupakan kelompok masyarakat yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an, dan memiliki karakteristik serta tantangan yang unik. Ada beberapa poin yang disampaikan oleh pemateri dalam memahami Generasi Z bagi para orangtua, antara lain:
Memahami Generasi Z:
Penjelasan mengenai karakteristik khas Generasi Z, seperti teknologi digital yang merajalela sejak mereka lahir, kecenderungan multitasking, pemahaman sosial yang berbeda, dan lain-lain.
Pentingnya Pendekatan Berbasis Nilai:
Ustaz Bendri dapat berbicara mengenai pentingnya membentuk dasar-dasar nilai yang kuat pada Generasi Z, berlandaskan pada ajaran agama dan etika universal.
Teknologi dan Media Sosial:
Bagaimana mendampingi Generasi Z dalam menggunakan teknologi dan media sosial secara bijak, serta mengelola waktu mereka dengan seimbang antara dunia nyata dan maya.
Komunikasi dan Hubungan:
Kiat untuk membangun komunikasi yang baik antara orangtua dan anak Generasi Z, mengatasi hambatan komunikasi, serta menjaga hubungan yang harmonis.
Pendidikan Agama:
Menjelaskan pentingnya pendidikan agama yang kokoh sebagai dasar moral dan spiritual bagi Generasi Z, serta strategi efektif dalam mengajarkan nilai-nilai agama dalam dunia yang semakin kompleks.
Kemandirian dan Kepercayaan Diri:
Bagaimana mendukung dan membantu Generasi Z untuk mengembangkan kemandirian, kepercayaan diri, serta kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Menghadapi Tantangan Mental dan Emosional:
Strategi untuk membantu Generasi Z mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan emosional, serta pentingnya memahami isu kesehatan mental.
Pengembangan Potensi:
Bagaimana mengidentifikasi dan mengembangkan potensi dan minat anak Generasi Z, serta mendukung mereka dalam mengejar tujuan dan impian mereka.
Peran Teladan:
Pentingnya menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, serta bagaimana menjalankan peran ini secara efektif.
Selanjutnya salah satu narasumber parenting lainnya yang sudah berskala nasional yaitu Bunda Wina Risman menjelaskan kepada para orangtua mengenai “Menumbuhkan Remaja Berpikir Kritis dan Cemerlang dalam Era Generasi Z” yang sangat penting dalam menghadapi perubahan dunia pendidikan dan teknologi saat ini. Adapun poin-poin yang menjadi perhatian Bunda Wina yaitu:
Pengenalan Generasi Z dan Tantangan Masa Kini:
Menggambarkan ciri-ciri khas Generasi Z, bagaimana mereka berinteraksi dengan teknologi, serta tantangan unik yang dihadapi dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis di tengah arus informasi digital.
Arti Penting Berpikir Kritis:
Menjelaskan mengapa keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pengambilan keputusan pribadi maupun dalam masyarakat yang kompleks dan serba cepat.
Strategi Pengembangan Berpikir Kritis:
Memberikan langkah-langkah konkret untuk melatih dan mengasah keterampilan berpikir kritis, seperti mengajukan pertanyaan kritis, menganalisis informasi, mengidentifikasi asumsi, dan mengambil sudut pandang berbeda.
Mengelola Informasi Digital:
Mengajarkan cara efektif mengelola aliran informasi dari media sosial, internet, dan sumber digital lainnya, serta mengenali berita palsu (hoax) dan informasi yang tidak akurat.
Pendidikan Literasi Media:
Membahas perlunya literasi media dan bagaimana membantu remaja memahami sumber informasi, mengembangkan kemampuan evaluasi, dan menyaring konten yang relevan.
Stimulasi Kreativitas:
Bagaimana mendorong dan mengembangkan kreativitas sebagai bagian integral dari berpikir kritis, serta memberikan contoh praktis untuk merangsang kemampuan kreatif remaja.
Pentingnya Diskusi Terbuka:
Mendorong komunikasi terbuka dan diskusi antara orangtua, pendidik, dan remaja untuk merangsang pemikiran kritis dan melibatkan mereka dalam pemecahan masalah.
Pendidikan Kolaboratif:
Menggambarkan bagaimana kerja sama dalam kelompok atau tim dapat memperkaya pemahaman dan perspektif, serta mengembangkan kemampuan analisis berpikir kritis.
Mengatasi Rintangan:
Memberikan tips untuk membantu remaja mengatasi rasa takut akan kegagalan, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengatasi hambatan dalam berpikir kritis.
Integrasi dalam Kurikulum dan Kehidupan Sehari-hari:
Bagaimana keterampilan berpikir kritis dapat diintegrasikan dalam pendidikan formal, serta cara mengaplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari remaja.
Sebanyak lebih kurang 100 peserta hadir dan menyimak setiap penjelasan dari kedua narasumber. Untuk kegiatan parenting class seperti saat ini adalah program rutin Madrasah Istiqlal Jakarta dalam menyatukan visi dan misi antara dewan guru (pihak sekolah) dengan para orangtua siswa baru. (HUMAS MIJ)